Makam di Binangun Blitar Rusak Diterjang Banjir Bandang, Jenazah Hanyut Belum Ditemukan

Blitar – Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Birowo, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, porak-poranda akibat banjir bandang yang terjadi pada Sabtu (30/11/2024) malam. Puluhan makam rusak parah, dan sejumlah jenazah dilaporkan hanyut terbawa arus banjir.

Hingga kini, jenazah-jenazah yang hilang masih belum ditemukan, menambah kesedihan warga terdampak.

Edi Susilo, warga setempat, mengungkapkan bahwa makam keluarganya ikut terdampak. Dari empat jenazah anggota keluarganya, semuanya hilang terbawa arus banjir, sementara makam ayahnya masih aman karena terlindungi oleh tiang listrik.

“Ada empat jenazah saudara saya yang hilang, termasuk makam mbah saya. Hingga saat ini belum ditemukan. Ini kejadian paling parah yang pernah terjadi di desa kami,” kata Edi pada Minggu (2/12/2024).

Warga Desa Birowo kini bergotong royong memperbaiki makam-makam yang rusak. Beberapa dari mereka juga menyusuri area sekitar sungai untuk mencari jenazah anggota keluarga yang hilang. Perasaan cemas dan sedih menyelimuti warga yang khawatir jenazah keluarganya tidak ditemukan.

“Banjir ini sangat besar. Sebelumnya, sungai pernah meluap, tapi tidak separah kali ini. Air sampai melampaui jembatan dan merusaknya. Bahkan listrik sempat padam saat kejadian,” tambah Edi.

Hujan deras yang mengguyur wilayah Blitar, termasuk Kecamatan Binangun, selama tiga hari berturut-turut menjadi penyebab utama banjir bandang ini. Intensitas hujan yang tinggi membuat debit air sungai meluap, merusak makam, dan membanjiri permukiman warga.

Beberapa warga melaporkan bahwa air sungai yang semula kecil tiba-tiba meluap dengan cepat, menghantam jembatan dan menyeret apa saja yang ada di sekitarnya, termasuk jenazah yang berada di TPU Desa Birowo.

Warga berharap pemerintah segera turun tangan untuk membantu mencari jenazah yang hilang dan memperbaiki fasilitas umum yang rusak, termasuk jembatan. Mereka juga meminta upaya pencegahan bencana serupa di masa depan.

Hingga saat ini, warga terus bergotong royong untuk meminimalisir dampak bencana sembari menunggu bantuan lebih lanjut. Situasi ini menjadi pengingat betapa pentingnya penanganan dini terhadap potensi banjir di musim hujan.