Pemkab Mojokerto Dorong Peningkatan Produksi Beras dengan Pupuk Organik

Mojokerto – Pemerintah Kabupaten Mojokerto mendorong para petani untuk terus memanfaatkan pupuk organik dari urine hewan kelinci. Penggunaan pupuk organik dari urine kelinci terbukti mampu menghasilkan panen yang melimpah, bahkan lebih meningkat, selain itu, beras yang dihasilkan juga lebih sehat dan alami.

“Tanah sawah kita kembali sehat alami, dan hasilnya juga bagus. Selain bebas pupuk kimia dan menyehatkan, hasil panennya juga lebih banyak dengan rasa yang lebih enak. Dengan pertanian organik ini, kita tidak akan tergantung pada pupuk kimia yang sering langka, karena petani bisa membuat pupuk sendiri dengan bahan alami dari urine hewan kelinci,” Kata Bupati Mojokerto Ikfina. Senin,(12/08).

Pernyataan ini disampaikan oleh Bupati Ikfina saat acara Panen Raya Padi Semi Organik, yang diinisiasi oleh Rumah Moderasi Mojokerto di Desa Betro, Kecamatan Kemlagi.

Dalam kesempatan tersebut, Bupati Ikfina menjelaskan bahwa hasil pertanian organik ini sangat baik dan menyehatkan, serta memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pertanian konvensional yang bergantung pada pupuk kimia.

Ia juga menambahkan bahwa pupuk organik dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen serta menjaga keberlanjutan pertanian dalam jangka panjang.

“Kami sangat bersyukur dan bangga dengan hasil ini. Semoga panen ini melimpah, memberikan kesejahteraan bagi para petani, dan menjadi langkah maju menuju pertanian yang lebih sehat, berkelanjutan, dan modern,” pungkasnya.

Dalam acara tersebut, turut hadir Camat Kemlagi, Forkopimca Kemlagi, serta Kepala Desa Betro.

Sementara itu data BPS Kabupaten Mojokerto merilis pada 2023, luas panen padi diperkirakan sebesar 53,22 ribu hektare dengan produksi padi sekitar 304,97 ribu ton gabah kering giling (GKG). Jika dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi beras pada 2023 diperkirakan sebesar 176,09 ribu ton. 

Luas panen padi pada 2023 diperkirakan sekitar 53,22 ribu hektare, mengalami peningkatan sebanyak 3,82 ribu hektare atau 7,73 persen dibandingkan luas panen padi di 2022 yang sebesar 49,40 ribu hektare. 

Produksi padi pada 2023 diperkirakan sebesar 304,97 ribu ton GKG, mengalami peningkatan sebanyak 23,14 ribu ton GKG atau 8,21 persen dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 281,83 ribu ton GKG.